Tampilkan postingan dengan label Medisch. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Medisch. Tampilkan semua postingan

CO ASS

Ada tulisan menarik nih, saya di-tag di sebuah notes milik teman saya, Patria Fajar Wibowo (FKG UNSRI). Isi nya ternyata profil facebook seorang co-ass yang. Lucu dan menggelitik banget.^^
Begini tulisan nya......



Tentang Andryansyah:
i am a medical student at university of north sumatera. now, i am a fifth grade, usually called co ass or clerkship if we translate it into english. if someone read my info or there is someone in our family wants to be a doctor, please read it carefully and think it twice before entering medical school. here is the story of my life in medical school :

Bila suatu waktu kalian iseng berjalan-jalan di pagi buta di lorong-lorong rumah sakit kemudian ketemu sosok dekil berjubah putih-putih, dengan langkah yang begitu cepat seakan kakinya tak menginjak lantai. Kalian lihat matanya begitu sayu dan kosong bahkan sebelahnya tak terbuka… di bahunya menempel sebuah tas besar yang begitu misterius isinya…. Sementara mulutnya tampak komat-kamit seperti mengucap mantra…
Maka nasehat saya, jangan kabur ketakutan duluan. Karena percayalah, sosok itu bukanlah pocong atau genderuwo penghuni rumah sakit. Bukan pula suster ngesot atau jenis-jenis makhluk halus lainnya. Besar kemungkinan, sosok yang kalian lihat dan sempat membuat kalian hampir menjerit ketakutan itu adalah makhluk yang bernama: Ko-ass!
Ya, sosok yang setelah diperhatikan lebih dekat memakai jas koass putih yang sudah kelihatan dekil karena beberapa minggu nggak sempat dicuci, menyatu dengan badan yang tak kalah dekilnya karena belum sempat mandi. Sehabis bangun tidur langsung ngibrit membawa tas besar yang berisi berbagai macam peralatan campur aduk mulai dari stetoskop, tensimeter, buku catatan, status pasien sampai handuk dan sabun mandi, celana dalam hingga makanan sisa kemarin yang hampir basi. Maka wajar juga matanya terlihat sayu dan kosong bahkan belum maksimal terbuka.
Lalu mantra apa yang diucapkannya barusan? Bukan mantra sobat, paling-paling dia sedang menghapalkan teori pelajaran.. tapi itu agak-agak jarang. Kemungkinan dia sedang menghapalkan nama-nama pasien dan diagnosisnya serta letak bednya masing-masing. Atau yang lebih sering yang dia komat-kamitkan adalah doa sederhana “Ya Allah, semoga dokternya nggak visite hari ini… Ya Allah, semoga pasien si anu aja yang ditengok”
Langkahnya begitu cepat, karena khawatir hari ini telat lagi… Telat? Pagi-pagi buta dianggap telat? Kita akan paham makna telat tersebut, karena yang harus dilakukannya adalah mengisi puluhan status pasien yang masih kosong. Dan bukan itu saja, dia harus pula memeriksa puluhan pasien tersebut yang belum tentu berada di tempat yang sama. Belum lagi, kalau pasien itu iseng jogging jalan-jalan keluar dari kamar tidurnya. Atau pasien tersebut malah ngajakin ngobrol ngalor ngidul dulu setelah ditensi. Sementara deadline waktunya cuma tinggal sebentar. Sang dokter senior akan datang visite beberapa saat lagi, atau sebentar lagi akan dimulai sidang pengadilan “laporan pagi”…. Maka mohon dimaklumi, langkah mereka yang begitu cepat di pagi buta itu.
….
Maka, sekali lagi izinkan saya memperkenalkannya dengan bangga ke hadirat kalian: inilah Koass, sang pahlawan kepagian..
Sosok yang mungkin pertama kali menyambangi kalian di rumah sakit.
Sosok yang mungkin juga terakhir kali kalian temui di akhir hayat kalian.
Sosok yang mungkin tampak begitu tolol, tapi..
Sosok ini meski begitu, tampak begitu ikhlas.
Tak pernah meminta bayaran.
Alih-alih, lebih sering didamprat hukuman.
Sosok yang bahkan namanya tak akan pernah kalian temui di papan daftar pegawai rumah sakit.
Meski komunitas mereka termasuk salah satu komunitas terbesar yang ada di sana.
Sosok yang begitu mengharapkan kesehatan Anda,
Meski ironisnya mengorbankan kesehatan mereka sendiri...


Namun,,


Jangan kuatir para teman sesama DM (dokter muda) tentang masa depan kita… walaupun pada akhirnya gagal jadi dokter. Masih banyak profesi lain yang siap kita terjuni. Toh, kita sudah terlatih saat jadi DM….
1. Tukang Ronda Jaga Malam
Profesi ini sudah tentu cocok buat para DM. ngeronda jaga pasien sudah biasa ditekuni. Dan sebagaimana lazimnya tukang ronda, biasanya kerjaannya ngelindur juga. Tahu-tahu pasien besoknya sudah meninggal.
2. Wartawan
Keterampilan wawancara sudah terlatih betul saat menganamnesa pasien baru. Jadi nggak ada salahnya, bila profesi ini yang jadi pilihan kita.
3. Sekretaris
Tukang catat. Mulai dari mencatat di status putih dokter muda, menyalin ke status pasien, menyalin lagi ke buku laporan jaga. Menulis buku kematian, menulisi advis dokter dan lain-lain. Profesi sekretaris ini boleh juga dicoba dilamar.
4. Tukang daging
Di bedah atau di forensik kan sudah biasa motong-motong daging yah…
5. Reporter TV
Selamat pagi dokter, kami melaporkan pasien ini dengan keluhan ini, pada pemeriksaan fisik ditemukan ini hasil laboratorium begini……
demikian reporter dan juru kamera melaporkan dari tempat kejadian.
6. Operator telepon
Sebentar-sebentar nelepon, sebentar-sebentar sms…
7. Tukang ketik
Jadi DM, musti handal keterampilan mengetiknya. Setumpuk tugas, laporan kasus, referat, belum lagi kalo pak dokter minta tolong….. ”dek ko-ass, tolong ketikin punya saya juga yah…..” Jawaban standar ko-ass: ”Injih, dok….”
8. Pengarang Fiksi Ilmiah
Pas visite atau laporan pagi. ”Jelaskan mengenai pasien ini” sergah sang dokter. Maka mulailah keterampilan mengarang fiksi DM diperlukan. Pasien A umur sekian BB sekian Keluhan utama bla bla bla bla tanda vital bla bla bla bla fisik bla bla bla bla…. diagnosis bla bla bla bla …. Terapi bla bla bla bla
Fiksi….. tapi kan ilmiah!!… hehehe…
9. Kuli angkut
Parahnya, kadang-kadang DM juga mesti kerja ngangkut-ngangkut tabung oksigen segala. Jadi, kalaupun lowongan kerja yang tersedia tinggal kuli angkut, setidaknya DM sudah berpengalaman
10. Tukang jahit
Walau gak rapi-rapi amat. Di bedah kan sudah terbiasa jahit-jahit
11. Ahli pijat
Pijat jantung! RJP.
12. Matematikawan
Kalau sekedar ngitung kalian pembagian nambah atau ngurang mah sudah lihai atuh. Kan biasa ngitung buat dosis. Jadi boleh saja coba-coba lamar sebagai matematikawan
13. Racer
Jam 7 laporan pagi. Jam 6.50 baru bangun ngelindur abis shalat subuh! Waaa….!!!! tanpa mandi langsung pakai jas putih nyalakan mesin… ngeeennnggggg…….. ngeengggngg…
14. Pemain Sandiwara
DM bisa pura-pura tertawa bila mendengar sang dokter cerita yang padahal gak lucu sekedar untuk menyenangkan dokter. DM biasa pasang muka tak berdosa. DM ahlinya pasang muka meyakinkan. DM pasang muka sedih dengar cerita pasien. DM pasang tampang pintar padahal aslinya bloon. DM pura-pura rajin bila ada supervisor…… singkatnya, DM adalah aktor serba bisa!
15. Pelayan
“Ada yang bisa saya bantu, dok?” ucap DM sopan seraya tersenyum ramah.
16. Pemulung
Ada botol infus sisa! Sikaaatt… ada spuit sisa! Sikaaatt… ada cefotaxim gak kepakai….. sikaattt….
17. Penerjemah
Referat Lapkas menuntut bahan bacaan berbahasa inggris…meranalah orang seperti saya yang parah bahasa inggrisnya.

being a doctor is not easy. you must take 3.5 years in college, 2 years in clerkship, 1 year in internship (magang kalo di indonesiakan dengan gaji 1.5 juta maximal dan di rapel per 3 bulan), and then 2 times national examination (UKDI dan OSCE nasional). if you think that you can earn much money by being a doctor, it is wrong. but if you want to serve people,helping people, talking, and share about humanity, doctor is right choice and Allah SWT will give you a return, hopefully.

**didapat dari sini **

Sebuah Surat Untuk Dokter dan Mahasiswa Kedokteran

I find an awesome note >.<
........................................................................................
Rekan sejawat yang terhormat,

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda.
Mungkin fakultas ekonomi lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah
Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.

Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.

Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, pak, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama oom dokter?”

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa kita perjuangkan.

Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…


NB :
Ini bukan provokasi untuk menjadi dokter miskin, bukan juga mengatakan bahwa dokter tidak perlu penghormatan atau hal-hal duniawi lainnya. Tulisan ini hanya sekadar sebuah nasihat untuk diri sendiri dan rekan sejawat semua untuk meluruskan kembali niat kita dalam menjadi seorang dokter. Karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Silakan menjadi kaya, silakan menjadi terhormat, asal jangan itu yang menjadi tujuan kita. Dokter terlalu rendah jika diniatkan hanya untuk keuntungan duniawi semata. Mungkin akan sangat susah untuk menggenggam erat idealisme ini nantinya. Namun saya yakin, jika ada kemauan yang kuat dan niat yang tepat, idealisme ini akan terbawa sampai mati. Walaupun harus sendirian dalam memperjuangkannya, walaupun banyak yang mencemooh dan merendahkan. Saya yakin, Allah tidak akan pernah salah menilai setiap usaha dan perjuangan hamba-hamba-Nya. Tidak akan pernah.


Aditya Putra Priyahita,
seorang yang sangat merindukan sebuah reuni anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di surga nanti 

URL
http://adityasaja.blogspot.com/2009/11/sebuah-surat-untuk-dokter-dan-mahasiswa.html

PENYULUHAN DIABETES MELITUS

Menjelang genap 2 blok bersama kelompok tutorial 7. Sebelumnya saya ngerasa kagok dan susah akrab sama teman-teman. Tapi lama-lama keluar semua deh aslinya. Jadi betah ^^
Di blok 8 yaitu Metabolisme dan Endokrin kali ini, ada PLK atau Pembelajaran Luar Kelas. Jadi,ada satu hari dimana kita akan belajar tidak di lingkungan kampus. Di blok-blok sebelumnya biasanya sih ke Puskesmas, tapi sekarang, kita ditugaskan untuk memberikan penyuluhan Diabetes Melitus di Posbindu Seroja RW XIII Kelurahan Cipageran Cimahi Utara.

Dibentuklah kepanitiaan dari setiap kelompok. Ohya, teman-teman tutorial 7 itu ada 12 orang. Yang ditunjuk sebagai ketua untuk PLK ini yaitu Deden Panji Wiguna. Sekretaris nya saya dan Wafa Wafiatul. Bendahara nya Sandra Nathasya Sarasih. Mulai lah kita bekerja menyiapkan segala macem perlengkapan untuk penyuluhan.
1. Poster
Poster ini syarat wajib yang diberikan sekretaris blok 8. Berisi tentang definisi, tanda dan gejala, faktor resiko, bahaya dan komplikasi, penatalaksanaan serta pencegahan dari Diabetes Melitus.
2. Flipchart
Kita membuat materi di atas kertas flipchart. Ini berguna untuk menerangkan saat penyuluhan nanti. Itung-itung sebagai pengganti nya slide power point. Rada manual dikit deh ya hehe ^^
3. Leaflet
Ini juga syarat wajib lagi. Nanti peserta penyuluhan akan diberikan leaflet untuk mereka bawa pulang. Jadi, ilmu nya tidak cuma didapat dari saat penyuluhan, tapi bisa dibawa pulang ke rumah untuk ditunjukkan mungkin pada keluarga atau tetangga.
Hari pertama persiapan, kita membuat isi materi. Kita bainstorming. Setelah kesepakatan didapat, kita konsultasikan sama dokter pembimbing kita. Materi disetujui, kemudian kita cetak 2 poster, sekitar 80 leaflet, dan mulai menulis flipchart.
Satu hari menjelang penyuluhan, tim konsumsi yaitu Indah, dibantu Sandra dan Futri Yuma, memesan snack sekitar 80an dan membeli doorprize. Ohya, sebelumnya, Deden dan Eky survey dulu ke Posbindu tersebut. Jadi tahu kurang lebih keadaan di sana dan perkiraan peserta yang akan datang.
Hari penyuluhan pun tiba :D Kita berkumpul di depan ruang Tutorial. Yang bawa mobil cuma 2 orang, yaitu Futri Yuma dan Eky. Sampai di Posbindu Seroja kita mempersiapkan meja pendaftaran, tempat untuk pengukuran berat badan, serta pengukuran tekanan darah. Saya kebagian ngukur tekanan darah. Rada ribet juga, soalnya stetoskopnya susah dipake kalau pake kerudung tuh.
I feel so excited. Really. Ini pertama kalinya saya mengukur tekanan darah orang selain teman dan keluarga.^^
Setelah acara tensi dan ukur berat badan beres, dimulai lah penyuluhan. MC nya Deden, presentan nya Nurul. Pesertanya hampir semua kakek nenek loh^^. Mereka antusias sekali, terlihat dari minat mereka untuk bertanya. Walaupun ada aja yang pertanyaannya gak nyambung sama materi yang kita sampaikan. Kebanyakan sih konsultasi tentang apa yang mereka rasakan. Hehe ^^. Dan tidak semua pertanyaan mereka bisa kita jawab. Akhirnya dokter pembimbing kita yang jawab.
Setelah penyuluhan selesai, ada beberapa ibu yang bersalaman dengan saya sambil bilang "Neng, nuhun nya pamariosanana," cuma ucapan terimakasih, tapi saya terharu denger nya :')
Setelah beres-beres, foto dengan Ibu RW dan kader-kader Posbindu, kita kembali ke kampus. Kumpul di Ruang Tutorial untuk evaluasi dan pembagian pembuatan laporan. Abis itu? Langsung dong capcus foto dan hedon^^
Kita ke Papyrus, dan penuh banget! Langsung pergi deh ke Jonas PVJ. Kita foto di sana. Setelah itu, nobar Harry Potter deeeeeh! Saya nonton yang ke-2 kali nya :D
Seneng bangeeeet sama Tutorial 7 :)
 Depan Ki-Ka: Indah-Deden-Nurul-Sandra-Ingrid-Anggit
Belakang Ki-Ka: David-Devia-Futri-Wafa-Vera-Eky
TUTORIAL 7 BLOK 7 & 8
Copyright @ TIME CAPSULE | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger