PENYULUHAN "CIMAHI SEHAT 2012"

Merelakan waktu mandiri (istilah tidak ada kegiatan di kampus) bagi saya sangat sangat sangat berat sekali. Mengingat kuliah padat setiap hari dari pagi sampai sore. Hanya punya jeda saat istirahat, sholat, dan makan. Kadang-kadang itupun tersita oleh keharusan mencari bahan untuk tutorial, diskusi kelompok, dan banyak hal lainnya. Maka ketika waktu mandiri tiba, serasa diberi ruang untuk bernapas lega. Gak rela rasanya kalau waktu mandiri saya harus tersita begitu saja :(
Nah, kali ini saya mau cerita tentang pengalaman saya saat merelakan waktu mandiri saya tidak digunakan untuk malas-malasan di atas kasur. Hehe.
Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional, pemerintah kota Cimahi mengadakan penyuluhan massal door to door oleh penyuluh sebanyak 2000 orang. Katanya sih buat memecahkan rekor MURI juga. Dan dengan ogah-ogahan (apalagi menjelang ujian OSCE yang horor itu) saya mau juga ikutan acara itu. Mahasiswa FK angkatan 2009 diwajibkan sih sebetulnya. Maka ketika selesai latihan OSCE di ruang trammed, saya pulang ke kosan dengan membawa "paket untuk penyuluh" berupa sebuah kaos, map berisi kertas yang harus diisi dan ditandatangani oleh penyuluh dan yang diberi penyuluhan, leaflet untuk diberikan pada kepala keluarga berisi materi penyuluhan, serta stiker sebagai tanda sudah diberikan penyuluhan.
Semalaman saya galau gak jelas bbm-an sama Pupu. Cuma demi ngomongin "mau gimana besok pake baju?" Masalahnya, kain nya tuh tipiiiiiis banget. Udah gitu, super gede, bikin badan saya tenggelam :( Kalau kata orang-orang sih, kaya kaos yang suka dibagiin ke abang-abang becak kalau lagi musim kampanye. Haha :D
Sampai tengah malem dong mikirin besok mau pakai celana atau rok? Mau pakai kerudung warna apa? Baju nya dimasukin atau engga? Pakai manset warna putih atau item? Ini udah galau segalau-galaunya orang galau aja.
Akhinya saya sih memutuskan pakai baju manset warna putih, pakai celana kain coklat, kerudung merah, dan flat shoes putih. Warna kaosnya emang merah putih gitu. Pas nyobain, ih garila! Asa kaya gembel gak jelas deh saya pake baju gede gitu :( Akhirnya bertekad dari kosan sampe selesai penyuluhan mau pakai jas almamater aja biar nutupin setelan saya yang hancur luar biasa itu!
Eh iya, itu pertama kalinya saya pakai celana ke kampus loh. Biasanya kan pakai rok sama kemeja (style anak FK :p ) 
Besoknya, kumpul pagi banget di kampus. Dan tetap, Waktu Indonesia Bagian Karet yang berlaku. Baru berangkat ke tempat kumpul (apa sih namanya ya? pusat pemerintahan nya gitu hehe ;p ) agak siangan. Kelompok saya dibimbing oleh dokter Ina.
Habis upacara dan lalalala segala macemnya gitu, baru deh berangkat ke kelurahan yang dituju. Saya sih dapet di kelurahan Cimahi RW 4 RT 3. Nyampe kantor kelurahan, saya, dan teman-teman yang ditugaskan ke RW 4 dan RW 5 langsung berangkat diantar sama sekretaris RW 4. Kita diantar ke rumah masing-masing Ketua RT. Dan dari rombongan saya, yang lebih dulu nyampe itu saya. Jadi pertama ditinggal sama temen-temen dan yang nganter deh. Oh iya, dikenalin dulu sama Pak RT nya. Pas saya bilang "Assalamualaikum...." taraaaaaa ternyata yang keluar dari rumah itu seorang Koko! Cina loh Cina! :D
Saya disuruh masuk sama si Engkoh itu. Nama Engkohnya Suparman. Terus ditinggal sama temen-temen dan yang nganter. Saya jelaskan sama Engkoh RT kalau saya mau ngasih penyuluhan door to door sama masyarakat RT 3. Dan target saya sebanyak 7 rumah. Eh si Engkoh sama Nci nya itu minta dikasih penyuluhan juga. Yaudah saya jelaskan materi tentang Air Bersih, Bahaya Merokok, Penghijauan, dll. Si Nci nya bilang "Makasih ya Neng yah, kalau saya mah seneng dikasih pengetahuan ginian, tapi kan orang beda-beda yah. Ngkoh, pangneangankeun nu bageur! Ulah ka nu pikasebeleun!" Aduuuh bageur pisan si Nci teh. Hehe :D
Langsung deh saya dan Ngkoh tadi keluar rumah menuju target penyuluhan yang dipilih secara acak dan suka-suka oleh Pak RT. Pertama, rumah yang kami datangi adalah sebuah rumah yang asri dan mempunyai garasi yang dijadikan toko. Pas Pak RT bilang "Permisi...." yang keluar ternyata Koko-koko lagi! Tepatnya Engkoh! Kemudian Pak RT menjelaskan maksud dan tujuan kami ke sana. Si Engkoh nya malah bilang "Udah sok siniin aja kertas nya da pasti mau ngejelasin yang di kertas! disuruh nandatangan engga? Udah sok sini!" Kaget dong saya. Baru juga mulai, udah sport jantung deh :( Pak RT nya sadar kalau saya jadi tiba-tiba takut gitu. Dia bilang "Gak apa-apa yah, nanti kita cari lagi yang baik sama mau dengerin."
Saat itu kami melintasi sebuah gereja yang besar sekali. Kemudian saya tanya pak RT "Pak, ini jalan apa sih? Mau ditulis di kertas." Pak RT bilang "Ini jalan Pecinan Neng!"
Hoooo pantesan! Dari tadi ko ya sepanjang jalan saya ketemu nya sama orang-orang berkulit putih dengan mata sipit! Ternyata jalan ini adalah jalan dimana para keturunan Cina tinggal. Hmmm cukup menarik nih buat saya :D
Rumah kedua yang saya kunjungi bentuknya agak kurang lazim. Dengan 1 pintu pagar besi yang kecil di depan, dan harus masuk lorong. Ternyata setelah melewati lorong panjang itu, ada rumah-eumah petak di dalamnya. Ukuran per rumah tidak lebih besar dari kamar kos saya!. Di sana ada 5 keluarga yang tinggal. Saya masuk ke salah satunya. Ada lagi aja yang bikin ngeper! Anjing besaaaar sekali menghalangi pintu masuk rumah :( Anjing itu menyalak-nyalak keras banget. Yang punya rumah si Engkoh-engkoh langsung deh megangin itu anjing dan nyuruh saya masuk ke rumah. Pas masuk, waaaaah saya merasa asing sekali. Di dinding rumah banyak foto jadul orang-orang Cina dan lukisan-lukisan Nasrani. Di sini, pemberian materi nya lancar!
Rumah ketiga yang dikunjungi adalah sebuah ruko yang pagarnya tergembok. Sampai-sampai Pak RT manjat pagar buat ngetok-ngetok pintu garasi ruko. Keluar deh Nci-Nci udah tuaaaaaaa banget, jalan nya juga sempoyonan gitu. Masuk ke tokonya, kemudian si Nci nya kunci itu pintu ruko. Aaaaaaah saya takut! Rasanya kaya terkurung :( Pas disuruh masuk ke rumahnya, saya disambut sebuah lukisan besar yang menyapu pandangan saya. Saya tahu lukisan itu. The Last Supper-Davinci. Lagi-lagi merasa asing :( Gak terbiasa lihat yang gitu. Saya sih biasanya liat kaligrafi di dinding rumah :p Hehe.. Di sini juga lancaaaar! Trus si Nci nya cerita sama aku, kalau dia Osteoporosis makanya jalan nya kaya gitu :(
 Lanjuuuuuut ke 3 rumah lagi. Tapi di sana lancar jaya! Hahahaha ;D ya walaupun sambil nerangin, saya berdiri di toko mereka, dan mereka dengerin sambil ngelayanin pembeli. Hampir semua punya toko ya? Iya lah, namanya juga Cina.
Nah, saya belajar banyak hal di sini. Apa aja?
1. Orang keturunan Cina memang sepertinya sudah punya darah pedagang di diri mereka. Mereka itu kelihatan ulet dan cermat. Bahkan ada yang berkata pada saya, kalau sampah baterai, botol, bisa mereka jual biar dapat uang. Orang Cina kan katanya selalu bisa menghasilkan uang. Saya rasa karena mereka pandai mencari peluang.
2. Ternyata terjun ke masayarakat itu sulit. Tidak segampang teori manajemen kesehatan yang saya pelajari. Mensosialisasikan hidup sehat itu tidak mudah. Saya saat itu tanpa sadar tengah mengaplikasikan ilmu komunikasi dan pendekatan terhadap masyarakat. Ya, praktek nya memang tidak mudah ternyata.
3. Masih banyak sekali keluarga yang hidup jauh dari sehat. Sebelumnya saya kira septic tank itu hal yang wajib dan memang selalu ada di setiap rumah. Saya baru tahu kalau dari 7 rumah yang saya datangi, hanya 2 rumah yang pakai septic tank. Yang lain? langsung  membuang kotoran ke saluran yang menuju ke sungai besar.
Semoga penyuluhan singkat yang saya berikan itu bermanfaat. Seneeeeng deh dapet pengalaman masuk ke rumah keturunan Cina itu :D hehehehehe. Unforgettable.


TERLALU BANYAK :)

Terlalu banyak yang harus dihimpun. Diikat dalam tulisan untuk dikenang. :)

Sindiran Tentang Waktu

I've got a message from my father :)
The message was very touchful and make me feel ashamed X(

Lucu ya...
Uang 20 ribu kelihatan besar bila dibawa ke kotak amal masjid.
Tapi begitu kecil bila kita ke supermarket.
Dan lagi...
45 menit terlalu lama untuk berdzikir.
Tapi betapa pendek untuk acara pertandingan bola.
Juga...
Betapa lama 2 jam di mesjid.
Tapi betapa cepat 2 jam saat pemutaran film bioskop.
Semoga menjadi renungan kita semua :)

FASHION LOOKLET!!

I will share some creations of mine :)
My looklet account is MARSHMALLOW

Maybe next time I will share my daily outfit haha >.<


Purple is so glam, mysterious, and warm :)

 Love at the first sight to this silk abstract dress >.<
Kyaaaaa I want make it real!!

Silly and flirty but stylish I think. What do you think?

This is cool!

Blink! Blink! Blink!
Topshop-love-bag is very cute >.<

ok enough for this time :)

Fashion is all about happiness. It's fun. It's important. But it's not medicine.  
"Donatella Versace"


Sebuah Surat Untuk Dokter dan Mahasiswa Kedokteran

I find an awesome note >.<
........................................................................................
Rekan sejawat yang terhormat,

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda.
Mungkin fakultas ekonomi lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah
Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.

Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.

Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, pak, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama oom dokter?”

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa kita perjuangkan.

Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…


NB :
Ini bukan provokasi untuk menjadi dokter miskin, bukan juga mengatakan bahwa dokter tidak perlu penghormatan atau hal-hal duniawi lainnya. Tulisan ini hanya sekadar sebuah nasihat untuk diri sendiri dan rekan sejawat semua untuk meluruskan kembali niat kita dalam menjadi seorang dokter. Karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Silakan menjadi kaya, silakan menjadi terhormat, asal jangan itu yang menjadi tujuan kita. Dokter terlalu rendah jika diniatkan hanya untuk keuntungan duniawi semata. Mungkin akan sangat susah untuk menggenggam erat idealisme ini nantinya. Namun saya yakin, jika ada kemauan yang kuat dan niat yang tepat, idealisme ini akan terbawa sampai mati. Walaupun harus sendirian dalam memperjuangkannya, walaupun banyak yang mencemooh dan merendahkan. Saya yakin, Allah tidak akan pernah salah menilai setiap usaha dan perjuangan hamba-hamba-Nya. Tidak akan pernah.


Aditya Putra Priyahita,
seorang yang sangat merindukan sebuah reuni anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di surga nanti 

URL
http://adityasaja.blogspot.com/2009/11/sebuah-surat-untuk-dokter-dan-mahasiswa.html

Selamat Jalan Sahabat

6 Desember 2010. Hari itu merupakan hari pertama saya ujian blok 8 Metabolisme dan Endokrin. Ujian pertama adalah OSPE atau ujian praktikum. Pagi kurang lebih sekitar pukul 7 saya sudah berada di Rumah Sakit Dustira karena memang setiap ujian praktikum diadakan di lab.anatomi yang berada di Dustira. Saya masuk kloter A1, dan jaswal ujian nya setelah kelompok B1 dan B2 selesai.
Menunggu tiba waktu ujian, saya dan teman-teman belajar di sekitar Forensik. Saat konsentrasi penuh mengahapal embriologi, vaskularisasi, topografi dan lain-lain, sebuah keranda mayat dikeluarkan dari Forensik. That's shocked me. Tidak berapa lama, keranda itu kembali lagi ke tempat di mana saya dan teman-teman belajar. Kali ini keranda itu ada isinya. Innalillahi...
Setelah ujian, saya, Resvi, dan Imas mau cari makan. Di jalan, sebuah mobil ambulans dengan lampu sirine menyala melintas. Lagi-lagi saya berujar Innalillahi..
Saat itu saya membuka handphone dan mengeceknya, ada sebuah pesan mendarat di blackberry messenger saya. Dari Mamih Tiwul (Sri Faida Wulandari-teman dekat di SMA). Isi pesan nya:
"Git, udah tau kabar teh Rika?"
Seketika itu juga, rasa penasaran sekaligus deg-degan menghampiri saya. Saya balas bbm dari Mamih. Tapi delay lama sekali :(. Kemudian saya "PING!" kontak Mamih. Masih belum juga terkirim. Karena penasaran sudah memuncak, kemudian saya buka web dan masuk facebook. Alhamdulillah bisa dibuka. Langsung saya search nama Rika Puspita di facebook. Pikiran saya saat itu, kali aja dapet kabar yang Mamih maksud dari facebook.
Dan..... I can't hold my tears falling down :'(
Saya membaca wall dari teh Nida Khodijah, senior saya di OSIS 34 yang isinya "Innalillahi... selamat jalan sahabat.........................."
Seketika itu juga saya lemas. Seperti semua persendian terlepas. Akhirnya bbm dari Mamih masuk dan memberitakan hal tersebut. Sms-sms bermunculan berisi kabar duka yang sama. Bahkan ada beberapa yang bertanya benar tidak kabar itu pada saya. :( :( :( :(
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un...
Umur memang siapa yang sangka. Kemarin-kemarin kita masih saling reply twitter. Sekarang Teh Rika sudah menghadap Allah SWT. It's hard to believe that you are gone Teh Rika Puspitasari. You've became a reminder for us. We love you sist, but Allah SWT loves you more...
Untuk Teh Rika, sahabat saya yang cantik dan sholehah...
Masih segar di ingatan saya pertama kali mengenal teteh. Teh Rika yang cantik, jago main basket, dan sangat baik hati. Tahu kah teteh, bahwa saya sangat senang karena teteh dulu tidak pernah melupakan saya setiap ada kumpulan OSIS. Teteh yang selalu menjemput saya ke kelas. Dan teteh tidak pernah keberatan :(
Teh Rika yang cantik dan sholehah...
Terima kasih karena telah mengingatkan saya bahwa kita memiliki waktu yang terbatas di dunia ini. Begitu sayang nya Allah pada teteh sehingga menjadikan teteh sebagai pengingat bahwa waktu kita begitu sempit.
Masa depan itu ternyata belum tentu datang. Saya belajar satu hal, cara terbaik mempersiapkan nya berarti dengan mengisi 'sekarang' demi 'masa yang akan datang'. Karena masa itu belum tentu datang, tapi jika kita mempersiapkan dengan mengisi 'sekarang' dengan baik, 'masa yang akan datang' pun Insya Allah baik.
Selamat jalan Teh Rika...
Pulang nya teteh ke pelukan Illahi telah menjadi cambuk bagi kami agar lebih mempersiapkan diri.
Semoga amal ibadah mu diterima Allah SWT. Semoga ditempatkan di tempat terbaik di sisi-Nya.

[Puisi] Dijemput Malaikat
Tarikan sudut mengakhiri hayat
Sebentuk lengkung bibirnya mengantar ke lahat
Selamat jalan senyum sahabat
-Anggit Paramadita-Cimahi 2010-
Untuk Rika Puspitasari Alm.
Copyright @ TIME CAPSULE | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger